Sang Pencari Jati Diri

My photo
tasikmalaya, jawa barat, Indonesia

Translate

Tuesday 22 October 2013

ilmu nahwu

Bagian 1 Tentang kalam

الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع

Tentang kalam/pembicaraan yaitu ucapan yang menyatu serta memberi arti sesuai dengan nyatanya.

Maksud lebih jelasnya:

1. اللفظ =
yang berarti : الصوت المستمل على بعد الحروف الهجائية "Suara yang mengurung sala satu huruf hijaiyyah dari mulai Alif s/d Ya". dalam arti bahas yang bisa di eja dengan bahasa arab,contoh :جاء زيد :yaitu ada: ج , ا , ء ز , ي , د :jim, alif, hamjah dan jay, iya serta dal. itu huruf semuanya dari ejaan bahasa arab.
sesuia lafadz tidak selain bahasa arab atau diluar bahasa, yang tidak bisa difahami seperti suara musik dan yang lainnya yang tidak tereja bahasa arab.

2. المركب =
yang berarti: ما تركب من كلمتين فأكثر "Sesuatu kelimat yang menyatu dari sedikitnya dua kata atau lebih banyak dari dua".
fiil-fa'il : جاء زيد fiil dah ada fa'ilnya
mubtada-khobar : المسلم فى المسجد mubtada dengan khobarnya
syarat-jawab : syarat/pertanyaan فى اين زيد؟ Jawab: زيد فى المدرسة

3. المفيد =
yang berarti: ما أفاد فائدة يحسن السكوت من المتكلم والسامع عليها "sesutu kelimat yang mengandung arti/faidah sehingga membuat sipembicara cukup dgn bicaranya dan sipendengar cukup dengan pendengarannya",
Yang dimaksud memiliki arti:
a. Bahasa tulisannya tam (sempurna),
b. Soal sudah ada jawabnya,
c. Dilalah jelas dalilnya
d. Irodah jelas tujuannya,
f. Bayyanah jelas pembahasannya,
g. Mufahhamah jelas dapat dimengertinya,
h. Isyarah jelas maksudnya,
i. Haliyah jelas masuk diberbagai kalangan.

4. بالوضع =
yang berarti: وضع الشيئ فى محله :"menempatkan sesuatu pada tempatnya".
sesuai susunan tarkib,
sesuai maudu/posisinya:
fiil-fa'il : جاء زيد fiil dah ada fa'ilnya benar datang dan yang datang jaid,
mubtada-khobar : المسلم فى المسجد mubtada dengan khobarnya, benar khobar/berita sesuai posisi jaid di masjid.
syarat-jawab : syarat/pertanyaan فى اين زيد؟ Jawab: زيد فى المدرسة benar pertanyaan dan yang ditanyakan sesuai jawaban yang dilontarkan
tidak sebaliknya atau keliar aturan


Pembagian kalam
 

وأقسامه ثلاثة اسم و فعل وحرف جاء لمعنى
Pembagian kalam ada tiga,yaitu: isim, fi'il dan harap yang telah datang/memiliki arti.

Susunan dalam bentuk perkataan bahasa arab terdidi dari 3 macam kelimat yang terdiri:

1. Isim = اسم = Kata sebutan/benda
yang berarti: كلمة دلت على معنا فى نفسها ولم تقترن بزمان وضعا
Sesuatu kelimat yang menunjukan arti pada dirinya dengan tidak membutuhkan waktu pada nyatanya, maka jika mengartikan kalimah isim tidak usah pakai kaitan waktu, contoh: زيد قائم = jaid adalah berdiri.

2. Fi'il = فعل = kata kerja
Yang berarti; كلمة دلت على معنا فى نفسها واقترنت بزمان وضعا
Sesuatu kelimat yang menunjukan arti pada dirinya dengan membutuhkan waktu pada nyatanya, maka jika mengartikan kalimah fi'il harus pakai kaitan waktu, contoh: جاء زيد = jaid telah datang/ telah datang jaid. Jika mengertikan ke bahasa indonesia mesti difahami ejaan berbesa antara MD(Menerangkan Diterangkan) dan DM(Diterangkan Menerangkan). biar gak jadi masalah jika seseorang mengertikan sesuatu, kita lebih tahu pakai ilmu nahwu atau tidaknya,

3. Huruf = حرف
Yang berarti;
كلمة دلت على معنا فى غيرها ولم تقترن بزمان وضعا
Kelimat yang menunjukan arti pada pada yang lainnya (jika disatukan dengan yang lain) dan tidak dibarengi jaman/waktu pada perbakuannya.

والحرف ما لا يصله معه دليل الإسم ولا دليل الفعل
tidak pantas sesuatu atasnya baik dalil isim atau fi'il. hurup bisa ada arti jika disatukan dengan kalimah isim atau fi'il (تحتاج إلى متعلق تفيد به معنا )
Contoh;
من,الى,عن,على,فى,رب,ب,ك,ل,و,ب,ت tentunya kata yang tidak bisa berdiri sendiri tampa ada sandaran kekalimat isim atau fi'il




Kalimah/kelimah pada isim

فالإسم يعرف بالخفض والتنوين والدخول الألف والام
Maka sesungguhnya kelimat isim akan bisa diketahui dengan kemasukan haraf menjadi akhir kalimat baris kasrah, tanwin serta pantes kemasukan alif dan lam.

a. بالخفض Ciri isim khofad/kasroh akhir kelimat/yang pantas kasroh diakhir.
huruf yang suka menyuruh kelimat akhir harus didibaca kasrah adalah
وحروف الخفض وهى من و إلى وعن وعلى وفى ورب والباء والكاف واللام
dan diantara beberapa huruf yang suka menyuruh baris jadi kasroh ialah:

1. min = من artinya dari
Contoh: من المدرسة (dari sekolah) dibaca minal-madrosati, maka ta' akhir kalimah harus dibaca ti/kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu min.

2. ila= إلى artinya ke
Contoh: إلى المدرسة (ke sekolah) dibaca ilal madrosati, maka ta' akhir kalimah harus dibaca ti/kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu ila.

3. an = عن artinya tentang
Contoh: عن وجحها (tentang wajahnya) di baca an-wajhiha, maka ha' akhir kalimah harus dibaca hi/kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu an. Adapun kalimah dalam wajhiha yaitu dua kata, satu wajhi dan ha disatukan jadi wajhiha (wajhi mudlof dan ha mudofun ileh) yang kena haraf jar disitu adalah kata yang menyatu dengan haraf jarnya (wajhi) maka tidak boleh dibaca wajha atau wajhu, harus dibaca wanjhi sebab ada haraf jar sebelumnya yaitu an.

4. ala = على artinya diatas
Contoh: على الكرس (diatas kursi) dibaca alal-kursi, maka sin' akhir kalimah harus dibaca si / kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu ala.

5. fi = فى artinya di
Contoh: فى المدرسة (disekolah/didalam kelas) dibaca fil-madrosati, maka ta' akhir kalimah harus dibaca ti/kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu fi.

6. rubba = رب mengandung arti لتقليل menyedikitkan atau للتكثير membanyakkan
Contoh: رب رجل (sedikit/banyak laki-laki) dibaca rubba rojulin,maka lam' akhir kalimah harus dibaca lin (tanwin karena tidak ada alif lam ma'rifah) dan diawalnya ada haraf jar yaitu ruba.

7. ba = ب artinya dengan
Contoh: بسم الله (dengan menyebut nama Alloh) dibaca bismillahi, dalam mim harus dibaca kasroh karena ada haraf jar ba' di awalnya. maka mim akhir kalimah harus dibaca mi / kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu ba.

catatan sekalipun kelimat بسم tidak ada alif lam ma'rifat tetapi di idofatkan pada kalimat ma'rifat yaitu الله maka cara baca tanwin hilang karena di idofatkan tersebut, andai tidak di idofatkan maka tanwin harus dibacanya, seperti بسم dibaca bismin.

8. kaf = ك artinya seperti
Contoh: كالقمر (seperti bulan) dibaca kal-qomari,maka ta' akhir kalimah harus dibaca ti/kasroh karena diawalnya ada haraf jar yaitu kaf.


b. Tanwin = التنوين

Yang dimaksud tanwin adalah :نون سكنة تلحق أخر الكلم لفظا لا خطا : nun mati yang bersanding diakhir bicara, bacaan aja tidak dengan tulisannya, contoh: رجل (seorang laki-laki) dibaca rojulun, seolah-olah ada nun yang menyatu dengan lam (lun), maka dibaca rojulun/rojulin/rojulan tergantung hurup sebelumnya dan posisi adanya lagi jadi apa lafadz tersebut.

Sebagai penambah: jika ada tanwin, maka hilang alif lam ma'rifat dan sebaliknya jika ada alif lam ma'rifat, maka hilang tanwin. Contoh: رجل rojulun/rojulin/rojulan tergantung hurup sebelumnya dan posisi adanya lagi jadi apa lafadz tersebut, karena tidak ada alif lam ma'rifat awalnya, dan jika ada, maka tidak boleh dibaca tanwin, contoh: الرجل Ar-rojulu/Ar-rojuli/Ar-rojula, tergantung hurup sebelumnya dan posisi adanya lagi jadi apa lafadz tersebut.

c. semua kelimat yang pantas kemasukan alif lam ma'rifah (ال)

d. semua huruf qosam (sumpah) yaitu wau, ba dan ta' yang berma'na demi.
وحروف القسم وهى الواو والباء والتاء
Contoh: وال

Tentang Haraf

والحرف ما لا يصله معه دليل الإسم ولا دليل الفعل
tidak pantas sesuatu atasnya baik dalil isim atau fi'il. hurup bisa ada arti jika disatukan dengan kalimah isim atau fi'il (تحتاج إلى متعلق تفيد به معنا )
Contoh;
من,الى,عن,على,فى,رب,ب,ك,ل,و,ب,ت tentunya kata yang tidak bisa berdiri sendiri tampa ada sandaran kekalimat isim atau fi'ilله, بالله ,تالله (wallohi, billahi, tallohi) maka akhir ha dalam lafdulzalalh dibaca kasroh, yang berarti demi Alloh.

maka dengan tanda=tanda diatas tersebut dikatan kelimat isim serta dalam penafsirannya tidak mempergunakan waktu/jaman.




I'rab

I'rab atau Baris
اَلْإِعْرَابُ هُوَ تغيير أَوَاخِرِ اَلْكَلِمِ لِاخْتِلَافِ اَلْعَوَامِلِ اَلدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْ تَقْدِيرًا
Yang di maksud dengan i'rab adalah akan berubahnya setiap akhir kalimah dikarenakan perbedaannya amil (yang menyuruh robahnya) yang masuk kepadanya.
Contoh: زيد bisa jaidun,jaidan,jaidin
- جاء زيد
maka harus dibaca: ja'a' jaidun, karena posisi jadi fa'il, isim mufrod,dan harus dibaca dommah diperintah oleh fi'ilnya lafad ja'a,

- رأيت زيدا
maka harus dibaca: roaitu jaidan, karena posisinya jadi maf'ulbih,isim mufrod,nasab, dan harus dibaca fatah diperintah oleh fa'ilnya lafad roaitu.

- مررت بزيد
maka harus dibaca: marortu bijaidin, karena posisinya mafulbih yang berada pada jar majrur atau adanya harap ba yang menyuruh untuk dibaca khofadz/kasroh, isim mufrod.

Pembagian Baris
وأقسامه أربعة رفع و نصب و خفض وجزم
Pembagian i'rab ada empat: yaitu, rofa, nasab. khofad dan jajim.

Bina adalah suatu keharusan dimana harakah (baris) akhir dari suatu kata tidak akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh factor-faktor yang merubah harakah dan kedudukan kata, atau simpelnya, Bina adalah kata yang tidak berubah harakah akhir hurufnya. Contohnya, kata aina أينَ (dimana) dan amsi أمْسِ (kemarin), dimana baris (harakah) akhirnya tidak akan pernah berubah.


Macam-macam Bina البناء
Tanda-tanda bina suatu kata dalam I’rab terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Sukun السُّكونُ yaitu tidak adanya harakah, yang mana terdapat pada huruf, fiíl serta isim, contoh mabni dengan sukun dari huruf هلْ , dan dari fiíl, قمْ , dan dari isim, كمْ .
2. Fatha الفَتْحُ , berbaris atas dengan fatha, hal ini pun terdapat pada Isim, contohnya أينَ , dan Huruf, contohnya سوفَ , juga pada Fi’il, contohnya, قامَ .
3. Kasrah الكَسْرُ berbaris bawah dengan kasrah, terdapat pada Isim, contohnya أمْسِ dan huruf, contohnya huruf Lam Al Jarr لامِ الجر misalnya dalam kalimat المالُ لِزَيْدٍ .
4. Dhamma الضَّمُّ berbaris atas dengan Dhamma, terdapat pada huruf, contohnya منْذُ dan isim yang menunjukkan arah misalnya تحتُ dengan syarat harus Idhafah secara makna tanpa Lafadz.
Bentuk-bentuk Mabni
Setelah mengetahui macam-macam tanda bina, seyogyanyalah untuk mengetahui apa-apa saja dari Isim, Fi’il dan Huruf yang Mabni agar tidak salah dalam menempatkan letak serta hukumnya dalam suatu kalimat.


I'rab pada isim

فَلِلْأَسْمَاءِ مِنْ ذَلِكَ اَلرَّفْعُ, وَالنَّصْبُ, وَالْخَفْضُ, وَلَا جَزْمَ فِيهَا
Untuk baris isim 3 yaitu: rofa, nasab, khofad. sementara isim tidak berbaris jajem/sukun selamanya.

1. Rofa
2. Nasab
3. khofad.



Baris / I'rab fi'il
وَلِلْأَفْعَالِ مِنْ ذَلِكَ اَلرَّفْعُ, وَالنَّصْبُ, وَالْجَزْمُ, وَلَا خَفْضَ فيها
Maka untuk baris fi'il dari empat i'rab ini, cuma tiga untuk fi'il, yaitu: rofa, nasab dan jajim, serta fi'il tidak berbaris khofad selamanya.

1. Rofa
2. Nasob
3. Jazem

Jamak Taksir
Jamak taksir (banyak tak beraturan) menurut ‘ulama ahli nahwu adalah
هُوَ مَا تَغَيَّرَ عَنْ بِنَاءِ مُفْرَدِهِ
Artinya :
Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya.
Perubahan dalam Jamak taksir ada beberapa macam yaitu :
1.    Perubahan Dengan ditambah hurufnya, contoh : jamak dari صِنْوٌ  adalah صِنْوَانٌ.
2.    Perubahan Dengan dikurangi hurufnya, contoh : jamak dari  تُخْمَةٌ adalah تُخْمٌ.
3.    Perubahan Dengan diganti harkat saja, contoh : jamak dari اَسَدٌ  adalah أُسُدٌ.
4.    Perubahan dengan ditambah hurufnya dan diganti harkatnya, contoh : jamak dari  رَجُلٌ adalah رِجَالٌ.
5.    Perubahan dengan ditambah hurufnya dan sebelumnya dibuang hurufnya serta diganti harkatnya, contoh : jamak dari غُلاَمٌ  adalah غِلْمَانٌ.
Wazan (Bentuk) Jamak Taksir
Jamak taksir memiliki 27 bentuk wazan, dan dari jumlah tersebut dikelompokkan atas ;
1.    Jamak Taksir Qillah (sedikit), yaitu bentuk jamak yang jumlahnya 3 – 10, wazannya ada 4 yaitu :
"أَفْعُل" "أَفْعَال" "أَفْعِلَةَ" "فِعْلَة"
2.    Jamak Taksir Kasroh (banyak), yaitu bentuk jamak yang jumlahnya lebih dari 10, wazannya ada 23 yaitu :
"فُعْل" "فعُل" "فعَل" "فعَل" "فعَلَة" "فعَلَة" "فعْلَى" "فعَلَة" "فعَّل" "فعّال" "فعَال" "فعُول" "فعْلاَن" "فعْلاَن" "فعَلاء" "أفْعِلاء" "فواعِل" "فعَائِل" "فعَالي" "فعَالى" "فعَاليّ" "فعَالِل" "شبهُ فَعَالِل" "مفَاعِل"
Tanda I’rob jamak taksir :

Rofa : Dhommah

Nashob : Fathah

Jer : Kasroh, sukun (jika termasuk dalam isim ghoer munshorif)






 Jamak Mudzakar Salim

Jama’ mudzakar salim adalah bentuk jamak untuk laki-laki, salim artinya selamat bentuk mufrodnya yaitu tetap tidak berubah. Dalam ilmu nahwu jama’ mudzakar salim adalah :

هُوَ مَا جُمِعَ بِزِيَادَةِ الْوَاوِ وَالنُّوْنِ فِى حَالَةِ الرَّفْعِ وَبِزِيَادَةِ الْيَاءِ وَالنُوْنِ فِى حَالَتَيِ النَصْبِ وَالْجَرِّ

Isim yang menunjukkan makna jamak yang ditambah wawu dan nun dalam irob rofa dan ditambah ya dan nun dalam nashob dan jer.
Contoh :
Rofa –  جَاءَ الزَّيدُونَ الكَارِمُوْنَ
Nashob – رَاَيْتُ الزَيدَيْنِ الكَارِمِيْنَ
Jer – مَرَرْتُ بِالزَيدَيْنِ الكَارِمِيْنَ

Syarat isim yang diJamak Mudzakar Salim - kan
Isim yang boleh dibuat jamak mudzakar salim ada dua macam, yaitu ;
1.    Alam (Nama)
2.    Sifat (kata sifat)
Dari kedua isim tersebut mempunyai ketentuan masing – masing, yaitu ;

Syarat Alam, syarat alam yang dapat dijamak mudzakar salimkan adalah :
1.    Alam mudzakar, artinya isim harus nama laki – laki, nama perempuan tidak bisa dibuat jamak mudzakar salim melainkan dibuat jamak muannats salim. Misal nama زينب tidak bisa dijama’kan زينبون.
2.    Alam aqil, yaitu nama untuk mahluk yang berakal, bukan nama hewan atau benda mati.
3.    Tidak ada ta’nis dalam lafadznya, walaupun alam mudzakar dan aqil, tetapi terdapat tanis dalam lafadznya maka tidak bisa dijadikan jamak mudzakar salim. Seperti  حمزة, معاوية.
4.    Alam tidak berupa tarkib/murokkab, baik terkib isnadi (seperti nama ; رزقَ اللهُ), tarkib idhofi (seperti nama عبد العزيز), maupun tarkib mazji (seperti nama سيبويْهِ).
Jika nama yang berupa terkib isnadi atau mazji akan dijama’kan maka seperti halnya isim tasniyah, yaitu dengan menambahkan lafadz ذَوُو (rofa’) dan  ذَوِى (nashob/dan jer). Contoh : جَاءَ ذَوُو رَزَقَ اللهُ
Adapun jika berupa terkib idhofi, maka dengan hanya menjamakkan lafadz mudhofnya saja, seperti ; جَاءَ عَبْدُوالرحمن، رَاَيْتُ عَبْدِي الرحمن.
5.    Alam tidak berupa lafadz isim tasniyah atau jamak mudzakar salim, seperti nama المحمدان atau المحمدون tidak bisa dijamak mudzakar salimkan.

Syarat Sifat. Sifat merupakan bentuk kata sifat yang biasanya berupa isim fail dan isim maf’ul, syarat Sifat yang dapat dijamak mudzakar salimkan adalah :
1.    Sifat mudzakar, artinya sifat yang untuk menyipati laki-laki, seperti ;  عَاقِلmenjadi عاقلون, sifat yang untuk menyifati muannats/perempun tidak bisa dijamak mudazakar salimkan seperti ; حَائض
2.    Sifat ‘aqil, yaitu sifat bagi yang berakal bukan sifat untuk hewan atau benda mati.
3.    Sifat yang tidak terdapat tanis di akhirnya, jika sifat ada ta’nisnya maka tidak bisa dijamak mudzakar salimkan.
4.    Sifat yang tidak mengikuti wazan أفْعَلَ yang muannatsnya فَعْلاء. Seperti lafadz أخضر tidak bisa dijamakkan menjadi أخضرون.
5.    Sifat yang tidak mengikuti wazan فَعْلان yang muannatsnya فَعْلى. Seperti lafadz سكران  tidak bisa dijamakkan menjadi سكرانون.
6.    Bukan berupa sifat yang untuk menyifati laki-laki dan perempuan dengan lafadz yang sama, seperti ; صَبور شكور , kedua lafadz tersebut tidak bisa dibuat jamak mudzakar salimkan, sebab untuk muanas dan mudzakar sama.